Jumat, 25 Mei 2012

HASIL ANALISI KONFLIK DALAM CERITA RAKYAT “LA BONGO”


A.    Konflik internal
Dalam analisis ini, telah ditemukan beberapa konflik batin yang dialami oleh para tokoh serta faktor-faktor yang menyebabkan munculnya konflik dalam cerita.
•    Konflik internal/ batin wa Mokesa
Dalam analisis ini, telah ditemukan beberapa kutipan konflik batin yang dialami oleh tokoh Wa Mokesa, serta factor-faktor penyebab munculnya konflik tersebut. Berikut di sajikan kutipan konflik batin serta penyebab munculnya konflik yang dialami tokoh wa Mokesa, yaitu
Kutipan:
“ pengembara nointe ikaana Wa Mokesa nalumosa. Hawai mancuanano Wa Mokesa cia nahumadasie. Mambulaka Wa Mokesa nopeelulu mohaneiari, sahingga nopohinada pibuni mina mancuanano sampe nokohawa”
Berdasarkan kutipan di atas tergambar jelas bahwa Wa Mokesa menantang keputusan orang tuanya, walaupun orang tuanya menolak lamaran pengembara tersebut, namun dia tetap menjali hubungan gelap dengan pengmbara itu. Hal tersebut merupakan pertentangan antara dua keinginan antara Wa Mokesa  dan orang tuanya.
Factor yang mendasari terjadinya konflik tersebut adalah factor cinta dan kasih. Dimana Wa Mokesa sangat mencintai pemida itu sampai ia menentang keputusan orang tuanya.
•     Kebencian ibu Wa Mokesa
Kutipan:
“ inano Wa Mokesa nokutuk anano Wa Mokesa ilalo hawano. Hande nakoana  hande cia namate nakabea ungkaka ilalo hawano”
Konflik di atas terjadi disaat ibu Wa Mokesa sangat membenci anaknya karena telah mempermalukan nama keluarganya. Sehingga dia mengutuk anaknya sendiri, kalau bukan mati maka cucunya akan bodoh seperti kekbodohan yang di lakukan oleh Wa Mokesa.
Konflik batin yang di alami oleh ibu Wa Mokesa disebabkan karena factor dendam ibu kepada anaknya atas kelakuan anaknya yang merusak nama keluarga.
B.    Konflik Eksternal
Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antar seorang tokoh dengan sesuatu yang berada di luar dirinya, mungkin dengan lingkungan alam atau tokoh lain. Dengan demikian, konflik eksternal dapat dibedakan  ke dalam dua kategori yaitu konflik fisik dan konflik social.
1.    Konflik Sosial
Konflik social adalahkonflik yang di sebabkan oleh adanya kontak social antara manusia. Konflik social yang terjadi dalam cerita ini adalah sbb:
•    Konflik social antara Wa Mokesa dan masyarakat desa
Kutipan:
“ cia namolengo Wa Mokesa nokohawa mai nokoniemo miano kampo, ia nousiriemo miano kampo”
Konflik diatas terjadi disaat Wa Mokesa hamil di luar nikah dan diketahui oleh masyarakat desa. Karena adat istiadat di desa tersebut melarang adanya hubungan di luar nikah pernikahan  maka Wa Mokesa di usir dari desa oleh masyarakat. Karena masyarakat menganggap Wa Mokesa telah melangkahi adat.
Konflik social diatas disebabkan oleh karena factor rasa aman. Dimana masyarakat ingin aman dari bayang-bayang orang yang hamil di luar nikah.
2.    Konflik Fisik
Konflik fisik adalah konflik yang disebabkan oleh perbenturan antar tokoh dengan lingkungan alam. Adapun konflik fisik yang ada dalam cerita ini adalah sbb:
•    Konflik La Bongo dikerumuhi lebah
Kutipan:
“La Bongo mondawu mina isau mbulamo noilibue oani. Ia nomartimba La Bongo notode bale okaana mai nobangka hulano”
Konflik di atas terjadi disaat La Bongo hendak mengambilbuah di atas pohon untuk dijadikan sayur di rumah. Namun, buah itu dipenuhi lebah hingga La Bongo  yang jadi sasaran lebah. Badan La Bongo luka-luka dan bengkak akibat serangan lebah tersebut.
Factor yang mendorong konflik tersebut adalah kesejahteraan. Di mana La Bongo hendak menjadikan buah tersebut sebagai bahan makanan di rumah ketika pulang nanti.
•    Konflik La Bongo menjadi amukan Anoa
Kutipan:
“ihamota La Bongo noita rua kulu Anoa nopotandu. Nopindongo kahadarino inano, La Bongo notode nogaa anoa haleo. Hawai cia nasumangkae La Bongo nojadi sasaran anoa sampe nomate mai nomobela mongkana”
Kutipan konflik fisik di atas terjadi karena  La Bongo mengingat nasehat ibunya bahwa, bila melihat yang berkelahi maka ceraikanlah satu sama lain. Namun, saking bodohnya La Bongo, menceraikan binatang yang sedang bertanduk. Akhirnya ia yang jadi korban hingga La Bongo tewas.
Factor yang mendorong terjadinya konflik diatas adalah factor hidup sejahtera(sandang-pandang).
Berikut kutipannya
“awula kalengono, bahano minaa nohoci . sahingga terpaksa inano nocindala La Bongo inte ihamota”
Dari kutipan diatas  terlihat jelas bahwa penyebab La Bongo ke hutan di latar belakangi karena bahan makanan sudah berkurang, sehingga ibunya menyuruhnya ke hutan. Dari analisis tersebut adalah factornya adalah kesejahteraan.







Lampiran :
1.    La Bongo
Di sebuah desa hiduplah seorang wanita yang sangat cantik. Ia hidup bersama kedua orang tuanya. Karena kecantikannya, wanita itu diberi nama wa Mokesa. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya. Banyak pemuda yang datang melamar Wa Mokesa namun tak satupun pemuda yang diterimanya.
Suatu hari datang pengembara itu sangatlah tampan dan baik hati. Pengmbara tersebut mendengat bahwa di desa itu terdapat seorang wanita yang sangat cantik. Pengmbara pun pergi ke rumah wanita itu dengan tujuan melamarnya. Namun, kedua orang tua wanita itu, tidak menerima lamaran pengembara. Tanpa diketahui oleh orang truanya, Wa Mokesa menjalin hubungan dengan pengmbara tersebut. Tidak lama kemudian Wa Mokesa mengandung dan diketahui penduduk desa. Karena aturan adat di desa tersebut melarangnya adanya hubungan di luar pernikahan, Wa Mokesa  Wa Mokesa di usir dari desa. Kebencian ibu Wa Mokesa karena anaknya telah merusak nama keluarga tak tertahankan. Ibu itu mengutuk bahwa bayi dalam kandungan Wamokesa akan lahir dan mati karena kebodohannya sendiri. Kutukan itu disebabkan oleh kesalahan dan kebodohan dari Wa Mokesa.
Tinggallah Wa Mokesa di hutan yang sangat luas jauh dari desa tersebut bersama dengan pengmbara. Mereka hidup bahagia dan menunggu kelahiran anak mereka.  Mereka hidup dengan hasil jeratan di hutan dan tumbuhan yang dapat dijadikan makanan. Tak lama kemudian si pengembara sakit parah dan akhirnya meninggal. Dengan dipenuhi kesedihan Wa Mokesa menghidupi dirinya demi anaknya yang sedang dikandungnya.
Delapan bulan kemudian Wa Mokesa melahirkan anak laki-laki. Anak itu tumbuh dewasa namun anak tersebut sangat bodoh sehingga ibunya memberi nama La Bongo. Meskipun demikian, Wa Mokesa sangat menyayanginya.
Pada suatu hari La Bongo disuruh oleh ibunya untuk memasang jerat di hutan. Kemudian La Bongo pergi ke hutan dengan  membawa tali yang sangat panjang. Dengan petunjuk dari ibunya dia mengikatkan tali tersebut dipohon  dan membuat jerat. Setelah melakukan tugasnya La Bongo pulang ke rumah dan melaporkan kepada ibunya bahwa dia telah selesai melakukannya.
Keesokan paginya La Bongo di suruh ibunya untuk memeriksa jerat yang telah dipasangnya. Setelah tiba di hutan, La Bongo berhasil menangkap lima ekor ayam hutan. Dengan riangnya La Bongo melepas satu persatu ayam hutan dan menyuruh lima ekor ayam hutan tersebut untuk pulang kerumahnya dan meminta makan kepada ibunya di rumah. Lalu dengan gembira La Bongo pulang ke rumah karena mengira jika ia tiba dirumahnya pasti ibunya akan memujinya. Saat tiba dirumah  la bongo menanyakan kepada ibunya,dimana kelima ekor ayam hutan yang dia suruh datang kerumahnya untuk minta makan.dengan keheranan ibunya menanyakan sebenarnya apa yang terjadi. Setelah mendengar keterangan dari la bongo,wa mokesa berkata bahwa kelima ekor ayam tersebut mestinya diikat dan dibawa pulang kerumah.tanpa pikir panjang la bongo memngangguk sambil berkata bahwa ia telah menmgerti.
Keesokan paginya la bongo disuruh lagi oleh ibunya untuk memasang jerat dihutan. Untuk kedua kalinya la bongo pergi kehutan memasang jerat.besoknya la bongo pergi untuk memeriksa,namun tak seekor ayam hutan yang terkena jerat yang dipasangnya.kemudian dia pulang,diperjalanan pulang la bongo melihat buah yang sangat besar diatas pohon. Tanpa pikir panjang la bongo memanjat pohon tersebut dan mengikat buah tersebut.namun tanpa diduga  ternyhata buah tersebut adalah sarang lebah.la bongo jatuh dari pohon karena dikerimuni lebah,dengan secepatnya la bongo lari terbirit-birit pulang kerumahnya dengan badan yang luka-luka dan bengkak karena sengatan lebah.ibunya sangat kaget melihat la bongo lari ketakutan dengan bengkak diwajahnya.kemudian ibunya berusaha menenangkan la bongo dan mengobati luka-lukanya.mendengar cerita dari la bongo,ibunya menjelaskan lagi bahwa sarang lebah bukan diikat,tetapi seharusnya dibakar.tanpa berpikir pannjang  la bongo mengiyakan penjelasan ibunya dan menyatakan bahwa dia telah mengerti dan tidak akan mengulanginya lagi.
Seminggu kemudian setelah luka-lukanya sembuh ,la bongo disuruh oleh ibunya untuk pergi berburuh  dengan membawa tombak ,kayu bakar dan alat untuk membaklar.di perjalanan la bongo melihat rusa yang sedang tidur di bawah pohon besar.dengan langkah perlahan la bongo mendekati rusa tersebut.dengan mengingat penjelasan dari ibunya,la bongo kemudian menyhalakan kayu bakar dan membakar ekor rusa tersebut. Tiba-tiba rusa terkejut dan lari terbirit-birit.lalu la bongo berusaha menangkap rusa tersebut,namun la bongo tidak dapat menangkapnya.la bongo kemudian pulang,tetapi karena takut dimarahi ibunya ia mencari  tanaman yang dapat dijadikan sayur.saat tiba dirumah la bongo melaporkan  kepada ibunya peristiwa yang telah dialaminya.ibunya tidak marah,tapi hanya menjelaskan bahwa jika melihat rusa dihutan ,maka bukan dibakar tapi di tombak.seperti biasa la bongo hanya mengangguk mengiyakan.
ke esokan harinya la bongo disuruh ibunya pergi kedesa terdekat untuk  menjual kayu bakar.ia pergi membawa tombak karena mengingat penjelasan dari ibunya untuk berjaga-jaga jika melihat rusa.saat diperjalanan dipinggir desa  la bongo melihat dua orang yang sedang berkelahi.dengan kebingungan la bongo  menyuruh  mereka untuk berhenti,tanpa pikir panjang  karena mengingat penjelasan dari ibunya,maka la bo ngo menombak kedua orang tersebut sehingga mereka tewas ditampat.setelah melakukannya la bongo meneruskan perjalanannya kedesa. Setibanya didesa la bongo  menjual kayu bakarnya.kemudian la bongo langsung pulang  kerumah dengan membeli bahan makanan  dari hasil penjualan kayu bakarnya.setibanya di rumah la bongo  menceritakan kepada ibunya mengenai kejadian yang dialaminya di perjalanan.ibunya terkejut dengan apa yang dilakukan oleh anaknya.ibunya menangis karena takut anaknya celaka karena perbuatannya.ibunya lalu menjelaskan kepada anaknya,jika dia melihat orang berkelahi maka seharusnya ia leraikan satu sama lain.
Karena takut anaknya mendapat celaka ,maka ibunya memutuskan untuk sementara melarang anaknya keluar rumah.sebulan kemudian bahan makanan sudah berkurang ,terpaksa ibunya menyuruh la bongo untuk pergi ke hutan.setibanya di hutan la bongo melihat dua ekor anoa  sedang beraduk tanduk.mengingat nasihat ibunya,la bongo pun berlari untuk meleraikan kedua anoa tersebut,namun tak disangka la bongo  menjadi amukan dari kedua ekor  anoa tersebut hingga akhirnya la bongo  mati dengan tubuh luka parah.karena lama la bongo belum juga pulang ,ibunya pun merasa khawatir ,lalu kemudian ibunya menyusul la bongo kehutan.namun,setibanya dihutan ,ia melihat anaknya telah tersungkur.dengan tangis dan penyesalan ,wa mokesa duduk memeluk la bongo sampai akhir hayatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar